Minggu, 06 Juni 2010

MASYARAKAT MULTIKULTURAL

BAB I

KONSEP MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Dalam masyarakat multicultural sosial dan politik dan keanekaragaman tersebut masih berlandasan pada kekuatan primordial kesukubangsaan yang lekat. Seingga masyarakat multicultural lebih menekankan pada keanekaragaman suku bangsa bukan pada keanekaragaman kebudayaan (multikulturalisme) . sebaliknya ideology masyarakat multicultural yang menekankan pada paham promordialisme bergeser pada ideology multikukturalisme yang menekankan pada keanekaragaman kebudayaan dengan kesetaraan derajat antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.

Multikulturalisme merupakan masalah global yang pada dasarnya berakar dari pengakuan atas identitas manusia, identitas kelompok, dan identitas budaya yang beranekaragam yang tumbuh dalam sebuah masyarakat kelompok-kelompok, suku bangsa dengan kebudayaan nya yang secara tradisional mendominasi corak kehidupan masing-masing wilayah. Berbagai kebudayaan dari kelompok asal manapun sama-sama menpunyai hak untuk hidup dalam wilayah manapun di Indonesia sesuai dengan ketentuan hukum dan adat atau konvesi sosial yang berlaku.

A. Pengertian Masyarakat Multikultural

Masyarakat multicultural adalah sebuah masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok atau suku-suku bangsa yang berbeda kebudayaan tetapi terikat oleh suatu kepentingan bersama yang bersifat formal dalam bentuk sebuah Negara.

Perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, dan adat istiadat sering kali disebut sebagai ciri masyarakat multicultural. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian masyarakat multicultural atau masyarakat majemuk:

a. J.S Furrufal (1967) berpendapat bahwa masyarakat majemuk ialah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tampa ada pembauran satu sama lain didalam satu kehidupan politik.

b. J. Nasikan, menyatakan bahwa suatu masyarakat bersifat majmeuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memliliki sub-sub kebudayaan yeng bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai dari kesatuan-kesatuan sosial serta sering munculnya konflik-konflik sosial.

c. Clifford Geert berpendapat bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi kedalam sub-sub system yang kurang leih berdiri sendiri dan masing-masing sb system terikat oleh ikatan-ikatan primordial.

B. Karakteristik Masyarakat Multikultural

Masyarakat multicultural memiliki karakteristik dasar sebagaimana yang dikemukakan Van Den Berghe berikut ini:

a. Terjadinya signentasi kedalam bentk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu samal in.

b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkoplementer.

c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-,ilai sosial yang bersifat dasar.

d. Relative sering terjadi konflik diantara kelompok yang ada .

e. Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan dibidang ekonomi.

f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok lainnya.

Berdasarkan karakteristik diatas patut diperhatikan bahwa hubungan antara setiap kelompok dalam masyarakat multicultural berpotensi menimbulkan konflik pada dasarnya konflik merupakan gejala yang wajar dalam masyarakat, sejauh tidak menyangkut nilai-nilai dasar yang melandasi hubungan antara wrga masyarakat konflik juga memiliki makna fositif yaitu menperkuat nilai-nilai kelompo membangun kembali norma-norma sosial dalam menyalurkan dorongan-dorongan deskriptip wrga masyarakat secara wajar.

C. Faktor Penyebab Terbentuknya Masyarakat Multikultural.

Masyarakat Indonesia merupakan salah salah satu contoh masarakat yang multicultural. Wajah asli kemajmukan masyarakat Indonesia adalah keanekaragaman kelompok-kelompok sosial atau suku –suku bangsabesrta kebudayaanya. Keadaan yang sifatnya alamiah ini kemudian berlanjut kesifat multicultural lain nya seperti stratifikasi, kelas sosial, struktur sosial, siste mempertahankan hidup dan kehidupan, orientasi nilai sosial budaya. Cara penegakan hukum, dan kecenderungan partisipasi dibidang politik. Keadan masyarakat yang multicultural ini tentu memiliki latar belakang tersendiri.

Berikut ini beberapa factor yang menyebabkan timbulnya masyarakat Multikultural:

1. Keadaan Geografis

Indonesia merupakan Negara dengan bentuk kepulauan, dalam kekayaannya Indonesia sangat luas yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang masing-masing dipaisahkan oleh lautan. Keadaan geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau dan tersebar diseluruh suatu daerah equador sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur kebarat dan lebih dari seribu mil dari utara keselatan merupakan factor yang sangat besar terciptanya multicultural suatu bangsa di Indonesia.

Pendatang prama dikepulauan Indonesia adalah ras Austiroid yang menyebar dikepulauan Indonesia sekitar 20.000 tahun yang lalu. Menyusul kemudian ras Melanesia. Negroid pada sekitar 10.000 tahun yang lalu.kehadiran ras-ras itu terjadi ada zaman messolitikum dan zaman logam sekitar 25000 tahun sebelum masehi. Ras Austeroloid kemudian pergi ke Ausralia dan sisa-sisanya tinggal di NTT dan papua. Ras Melanesia Negroid tingga; di Indonesia bagian barat. Ras-ras tersebut yang kemudian disebut bangsa Indonesia dalam bentuk keanekaragaman suku bangsa setelah melalui proses amalgamasi dan solusi.

Kondisi geografis yang telah mengisulir penduduk yang menenpati pulau dan daerah menmbuhkan kesatuan suku bangsa yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan emosional serta memandang diri mereka masing-masing sebagai jenis atau identitas sendiri. Mereka juga mengembangkan mitos-mitos tentang asal usul keturunan dan nenek moyangnya.

2. Pengaruh Kebudayaan Asing

Letak Indonesia yang straregis antara samaudra hindia dan Fasifik sangat mempengaruhi proses multicultural seperti unsure kebudayaan dan agama. Kepulauan Indonesia merupakan jalur lalulintas perdagangan antara India, cina dan wilayah Asia Tenggara. Letak Indonesia diantara ssamudra besar dan dua benua yang besar merupakan daya tarik sendiri bagi bangsa asing untuk singgah dan bahkan menetap di disini. Posisi demikian ini sangat mempengaruhi masuknya budaya asing ke Indonesia. Melalui pedagang asing prosses multicultural unsure kebudayaan dan agama. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha pada awal tarikh masehi hanya berkembang diwilayah Indonesia barat. Pengaruh kebudayaan Cina terutama pada masyarakat yang tinggal didaerah pantai dan kota-kota dagang. Hal yang mempermudah masuknya budaya asing ke Indonesia yaitu keterbukaan masyarakat kita dalam menerima ha asing juga dapat mempengaruhi terjadinya masyarakat multicultural. Budaya asing terutama teknologi yang bersifat praktis masuk dengan mudahya kenegara kita, hal ini karena masyarakat kita terlalu terbuka dan merasa terbuai dengan kemudahan-kemudahan ntuk membantu kehidupan mereka.

3. Kondisi Iklim Yang Berbeda.

Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya akan menimbulkan kondisi alam yang berbeda, seperti wilayah lingkungan hidup suku-suku bangsa juga akan memperlihatkan fariasi yang berbeda-beda. Ada komunitas yang mengandalkan pada laut sebagai sumber kehidupan seperti orang laut dikepulauan Riau dan orang Bajo di Sulawesi Selatan. Dengan adanya perbedaan ini, maka secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi terhadap pla-pola prilaku manusia dalam menyesuaikan dirinya dengan klim tersebut tentunya dengan memanfaatkan iklim untuk system mata pencaharian merka berbeda. Iklim didunia akan masyarakat yang berbeda dengan iklim tertentu akan berusaha menyesuaikan diri terutama dalam hal mata pencaharian dan pola hidup sehari-hari tentunya kebudayaan masyarakat juga akan menyesuaikan perbedaan-perbedaan karakter multicultural ditambah dengan adanya tipe masyaraka yang terlihat pada komunitas cosmopolitan perkotaan, komunitas peralihan dar pertanian keindustri dan sebagian lainnya masih mencirikan komunitas yang berbudaya suku bangsa (tribal communities).

Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang menciptakan dua macam lingkungan ekologis yang berbeda di Indonesia yakni daerah pertanian sawah yang banyak kita jumpai diluar Jawa. Perbedaan lingkungan ekologis tersebut menyebabkan terjadi perbedaan antara Jawa dan luar Jawa dalam bidang kependudukan, ekonomi dan sosial budaya.

4. Integrasi Nasional Yang Berasal Dari Kelompok Suku Bangsa Yang Beraneka Ragam Itegrasi Suku Bangsa Yang Dipicu Oleh 4 Peristiwa Penting yaitu:

a. Kerajaan Sriwijaya (abad vii) dan majapahit pada abad ke xii telah mempersatukan suku-suku bangsa Indonesia dalam kesatuan, politik, ekonomi dan sosial.

b. Kekuasaan koledialisme Belanda selama 3,5 abad telah menyatukan suku-suku bangsa di Indonesia dalam satu kesatuan, nasib dan cita-cita.

c. Selama priode pergerakan nasional para pemuda inonesia telah menonjolkan issu kesuku bangsaan dan melahirkan sumpah pemuda yang terkenal pada tahun 1928

d. Proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 agustus 1945 yang mendapat dukungan dari semua suku bangsa di Indonesia yang mengalami nasib yang sama

Walalupun integrasi secara nasional telah terbentuk (secara politis) tetapi dala kenyataannya bangsa Indonesia selalu mengalami konflik-konflik secara internal (sara). Berdasarkan latar belakang timbulnya masyarakat multicultural di Indonesia maka kelompok-kelompok sosial yang tumbuhpun beranekaragam, seperti kelompok etnis (suku bangsa), agama ataupun kelompok berdasarkan atratifikasi sosialnya

5. Pebedaan Sistem Religi yang Dianut Masyarakat

Masyarakat Indonesia memiliki agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa yang berbeda-beda tiap-tiap agama dan kepercayaan tersebut memiliki tata cara beribadah yang berbeda-beda pula, seperti halnya keanekaragaman budaya dan agama serta kepercayaan mewarnai kehidupan masyarakat multicultural di Indonesia salah satunya adalah agama Kristen.

6. Asal Usul Warga Masyarakat Yang Berlainan

Anggota masyarakat dalam suatu wilayah tidak mungkin hanya berdiri atas kelompok warga saja, mereka pasti dari berbagai wilayah yang berbeda-beda adat istiadat dan budaya-budayanya seperti halnya masyarakat pendatang yang menenmpati suatu wilayah tertentu akan melahirkan adat istiadat yang berbeda karena adat istiadat yang dibawanya akan berbeda dengan adat istiadat penduduk asli Wilayah tersebut. Sehingga dengan adanya perbedaan itu


BAB II

KELOMPOK SOSIAL

Pada mumnya manusia lahir kemuka bumi seorang diri kan tetapi, bila dibandingkan dengan mahluk lain seperti hewan, manusia tidak bias hidup seorang diri, mansia selalu membutuhkan manusia lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kecenderungan manusia untuk berkelompok (Geregariumones) pada zaman dahulu sering anggap suatu naluri yang diwariskan secara biologis. Sebagai gambaran keadaan seorang bayi sangat bergantung padaua orang dewasa. Hal ini tampak pada reaksi-reaksi bayi yang ditunjukkan kepada orang dewasa. Seperti senyuman, gerak tangan, ataupun celotehan. Setelah bayi tumbuh menjadi orang anak, mjaka ia akan dapat diajak bermain bergaul dengan kawan-kawan lain menjadi suatu kebutuhan bagi seorang anak. Persahabatan dan penghargan kawan-kawan lainmenjadi suatu kebutuhan bagi seorang anak.

Kelompok adalah suatu kehidupan bersama individu dalam suatu ikatan kebersamaan. Dalam ikatan hidup bersama tersebut terdapat adanya interaksi dan interaksi sosial yang memungkinkan timbulnya perasaan bersama atau lazim disebut sebagai “some degree of fellow feeling”.

A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah individu-individu yang berkelompok dalam suatu keadaan tertentu di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan nya.

Menurut Soejono soekanto suatu himpunan manusia disebut kelompok sosial apabila memenuhi persaratan berikut:

a. Stetiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia adalah bagian yang lain

b. Adanya hubungan timbale balik antar anggota

c. Adanya factor pengikat, seperti kesamaan ideology, kepentingan ataupun kesamaan nasib.

d. Memiliki struktur, kaidah dan pola prilaku

e. Bersistem dan berproses

Secara sosiologi istilah kelompok sosial mengandung pengertian suatu kumpulan dari individu-individu yang saling berintraksi sehingga menimbulkan perasaan bersama.

Berikut ini adalah pengertian kelompok sosial dari beberapa Ahli

a. Paul B Horton dan Chester L. Hunt (1994) mengartikan bahwa kelomok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaan nya dan saling berintraksi.

b. Soerjono Soekanto (1990) berpendapat bahwa kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka secara timbale balik dan saling mempengaruhi.

c. Hendro Puspito (1969) mengartikan kelompok sosial sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari infividu-individu yang tetap melaksanakan peran-peran nya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama

Dari beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam suatu kelompok sosial sesalu terdapat interaksi sosial dan memiliki kesadaran dan keanggotaan serta adanya tujuan bersama yang hedak dicapai.


B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelompok Sosial

Manusia mempunyai fikiran, perasaan dan kehendak untuk memenuhi berbgai macam kebutuhan hidupnya. Didalam suatu kelompok sosial oleh sebab itu kelompok-kelompok sosial yang terdapat dalam masyarakat terbentuk melalui proses.

Secara umum beberapa dasar yang melandasi orang membentuk kelompok sosial adalah sebagai berikut:

1. Faktor Kepentinan Yang Sama (Common Intrest)

Kelompok sosial tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis. Itu berarti kelompok sosial senantiasa mengalami perubahan. Dalam kelompok sosial biasanya bersifat negative bias pula bersifat fositif. Perubahan yang bersifat negative berarti membawa kelompok sosial kondisi kritis. Sedangkan perubahan yang bersifat fositif berarti mebawa kelompok sosial dalam konisi berenbang.

Adanya kepentingan yang sama dapat mendorong sekelompok orang untuk membentuk sebuah kelompok sosial. Sejalan dengan perkembangan masyarakat modern kelompok-kelompok sosial dengan kepentingan yang sama semakin berkembang, misalny kelompok arisan, kelompok senaman, dan kelompok olahragawan. Perkembangan kelompok sosial terjadi dengan cepat akan tetapi bias juga berlangsung secara lambat.

2. Faktor Darah dan Keturunan Yang Sama (Common Anestry)

Keturunan yang sama sejak zaman dahulu merupakan dasar persatuan dan tali persaudaraan yang terkuat bagi umat manusia. Berdasarkan keturunan yang sama individu-individu yang tinggal dalam suatu masyarakat yang merasa memiliki latar belakang suku bangsa atau nenek moyang yang sama kemudian membentuk sebuah kelompok sosial seperti kelompok keturunan Arab dan kelompok keturunan Cina

3. Faktor Geografis

Adanya jarak yang dekat menjadikan individu-individu dapat saling bertemu, melakukan kontak fisik dan mengadakan interaksi sosial sehingga tercapai sebuah kelompok sosisal misalnya individu-individu yang tinggal disekitar pantai mereka bekerjasama dalam memenuhi kebutuhannya sehingga tercipta kelompok nelayan.

C. Karakteristik Kelompok Sosial

Menurut Robert K Merton menyebutkan 3 kritmeria suatu kelompok yaitu:

1. Memiliki pola iteraksi

2. Pihak yang berintraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok

3. Pihak yang berintraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok

Menurut Merton kelompok berbeda dengan perkimpulan, perkumpulan adalah sejumlah orang yang mempunyai solidaritas berdasarkan nilai bersama serta memiliki kewajiban moral untuk menjalankan peran yang menjadi kriteria utama bagi kelompok. Kelompok juga berbeda dengan kolegan sosial yang merupakan suatu himpunan peran yang mempunyai ciri, sama seperti jenis kelamin atau usia.

Menurut soerjono soekarto himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memiliki beberapa persaratan berikut:

1. Adanya kesadaran sebagian dari kelompok yang bersangkutan

2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu

3. Adanya suatu factor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok sehingga hubungan diantara mereka saling erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama dan lain-lain.

4. Memiliki struktur kaidah dan pola prilaku yang sama

5. Bersistem dan berproses

D. Macam-Macam Kelompok Sosial

Kelompok sosial menurut Biestedl yaitu:

a. Kelompok Statis

Ciri-ciri kelompok statis:

Bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantara anggotanya.

Contoh: kelompok penduduk usia balita (0-5 tahun)

b. Kelompok kemasyarakatan

Kelompok kmasyarakatan adalah kelompok yang memiliki kesamaan tapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial diantara anggotanya.

Contoh kelompok kemasarakatan adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelamain.

c. Kelompok sosial

Kelompok sosial adalah kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan hubungan antar anggota terjalin tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.

Contoh keluarga batih dan kelompok teman

d. Kelompok asosiasi

Kelompok asosiasi adalah kelompok yang mempunyai kesadaran jenis dan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Para nggota dalam kelompok asosiasi melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi serta memiliki ikatan organisasi formal.

Contoh: Negara, selolah dan koprasi pegawai negeri.

Selain menurut Biestedl masih ada bermacam-macam kelompok lagi yaitu:

1. Kelompok kekerabatan

Dasar pembentukan kelompok kekerabatan adalah system kekerabatan antara lain warga dalam sku batak dan trah dalam suku jawa .ukuran yang paling utama dalam kelompok kekerabatan adalah bahwa indifidu lebih dekat atau tertarik dengan kehidupan keluarga. Tetangga atau indifidu lain yang dianggap dapat berfungsi membina kerukunan sosial dalam kehidupan mereka.

2. Kelmpok primer dan kelompok sekunder

Kelomok ini memiliki rasa memiliki terhadap kelompok sangat besar. Para anggotanya saling membagi pengalaman, berencana dan memecahkan masalah bersama serta memiliki kebutuhan bersama pula.

a. Kelompok primer (primary group)

Ciri-ciri kelompok primer antara lain:

Antar anggota saling mengenal secara bekerja sama secara erat dan bersifat pribadi tersebut adalah peleburan individu dalam kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Kelomok primer mirip dengan kelompok kekerabatan. Perbedaan yang dimiliki adalah kelompok primer lebih bersifat spontan.

Bebrapa sarat untuk membentuk kelompok utama telah dikemuakan oleh Charles Haton Coosy yaitu:

a. Anggota kelompok secara fisik berdekatan satu sama lain

b. Jumlah anggota kelompok sedikit

c. Hubungan antara anggota kelompok bersifat langgeng

d. Memiliki tujuan ahir yang sama

b. Kelompok sekunder

Kelompok sekunder memiliki anggota lebih banyak daripada kelompok primer atau utama. Anggota kelompok sekunder tidak selalu saling mengenal, tidak langsung bersifat fungsional, rasional dan lebih banyak ditunjukkan pada tujuan pribadi sifat kelanggengan dalam kelompok sekunder hanya sementara saja. Hubungan yang terjadi pada kelompok sekunder tidak ditunjukkan pada pribadi-pribadi tetapi terhadap nama kelompok.

Diantara kelompok primer dan sekunder terdapat beberapa perbedaan tersebut sebagai berikut:

Kelompok primer (primer group):

a. Memiliki anggota sedikit (kurang dari 30 orang)

b. Hubungan antar anggota bersifat pribadi dan akrab.

c. Mengutamakan komunikasi tatap muka.

d. Kebersamaan anggota dalam kelompok relative lama (bersifat permanen)

e. Saling mengenal dengan baik antar anggota kelompok sehingga mempunyai perasaan loyalitas

f. Bersifat informal

g. Keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional dan kurang rasional.

Sedangkan Kelompok Sekunder:

a. Jumlah anggota kelompok besar

b. Hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi dan antar anggota tidak ada hubungan yang erat

c. Komunikasi tatap muka jarang dilakukan

d. Para anggota berada bersama – sama dalam waktu singkat (temporer)

e. Antar Anggota tidak saling mengenal dengan baik

f. Bersifat formal

g. Keputusan dalam kelompok lebih rasional dan mengutamakan efisiensi.

Gemein scharfs dan Gesellschaft

a. Gemeinscharft

Adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Dasar hubungan dalam kelompok ini adalah rasa cinta dan kesatuan batin. Bentuk kelompok ini dapat di jumpai pada masyarakat desa atau masyarakat suku yang masih tradisional.

Masyarakat dalam kelompok ini mempunyai kedudukan yang lebih penting dari pada individu.

Fierdinal Tonnees mengemukakan ciri – ciri Gemeinscharft yaitu:

a. Hubungan antar anggota bersifat menyeluruh dan mesic (intim)

b. Hubungan antar anggota bersifat pribadi (privat)

c. Hubungan hanya untuk dalam kelompok tidak untuk orang – orang yang ada di luar kelompok (ekslusif)

Permasalahan atau perselisihan yang terjadi dalam kelompok diselesaikan atas nama kelompok dan bukan atas nama pribadi saja.

Gemeinschafi ada tiga bentuk sebagai berikut:

a. Gemeinschaft by blood yaitu bentuk kehidupan bersama karena yang anggotanya diikat oleh hubungan darah atau keturunan. Misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan.

b. Gemeinschaft of place yaitu bentuk kehidupan bersama karena berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling menolong. Misalnya RT dan RW.

c. Gemeinschafi of mind yaitu bentuk kehidupan bersama yang terjadi karena mempunyai jiwa dan pikiran yang sama atau ideology yang sama.

b. Gesellschaft

Gesellschaft adalah kelompok yang didasari ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas. Dalam Gesellschaft terdapat hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbale balik. Misalnya ikatan antar pedagang dan organisasi buruh pabrik. Orang – orang yang ada di dalam hubungan Gesellschaft di dasarkan karena mempunyai kepentingan – kepentingan pribadi atas kepentingan kelompok. Sementara itu, unsur – unsure kehidupan lainnya hanya merupakan alat.

Jadi, apabila disimpulkan dapat di ketahui adanya perbedaan yang jelas antara Gemenschaft dan Gesellschaft. Berikut perbedaan keduanya:

Gemenschaft:

1. Personal (berkepribadian jelas)

2. Informal

3. Tradisional

4. Sentimental

5. Umum

Gesellschaft:

1. Impersonal (kurang berkepribadian dengan jelas)

2. Formal

3. Sesuai nilai guna (utilation)

4. Realitas

5. Khusus

E. Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Mengenai kelompok formal dan kelompok informal dapat dilihat pada uraian berikut ini:

1) Kelompok Formal

Kelompok fpormal adalah kelompok-kelompok yang sengaja diciptakan dan didasarkan pada aturan –aturan yang tegas. Aturan tersebut dimasukkan sebagai saran untuk mengatur hubungan antar anggota dalam bertingkah laku untuk mencapai tujuannya. Status yang dimiliki oleh para anggota sesuai dengan pembatasan tugas dan wewenangnya.

2) Kelompok informal

Kelompok informal adalah kelompok yang terbentuk karena tinggi dan berulang-ulangnya kuantitas pertemuan setiap pertemuan dilakukan berdasarkan pengalaman dan kepentingan anggota-anggota yang relative sama.

F. Membership dan Reference Group

Robert K.Merton memberikan pendapat mengenai membersip dan reference group, dia mendefinisikan kedua kelompok itu sebagai berikut:

1) Membership group

Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Anggota dalam membership group tersebut sering melakukan interaksi untuk membentuk kelompok. Kelompok tersendir. Keanggotaan seseorang dalam membership group diukur dari interaksinya dengan kelompok sosial tersebut termasuk para anggotanya.

2) Reference group

Reference group merupakan kelmpok yang menurut pandangan seseorang mengakui, menerima dan mengidentifikasikan dirinya tanpa harus menjadi anggotanya. Reference group mempunyai 2 bentuk:

a) Tipe normative yang menentukan dasar – dasar bagi kepribadian seseorang.

b) Tipe perbandingan (comparation type) merupakan suatu pegangan bagi individu dalam memulai kepribadian.

BAB III

DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Menurut Floyd D. dalam bukunya Psycologi an life, dinamika kelompok (group dynamies) merupakan analisis hubungan kelompok – kelompok sosial di mana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu – individu dalam situasi sosial tertentu. Dalam Kehidupan Kelompok terjadi pembentukan struktur, norma, solidaritas rasa memiliki dan internalitas.

Sedangkan menurut Ruth Benedict, pokok persoalan (aspek) yang dikaji dalam dinamika kelompok sosial adalah sebagai berikut:

1. Kohesi atau persatua

Dalam persoalan kohesi akan terlihat tingkah laku para anggota dalam suatu kelompok, seperti proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan,dan nilai – nilai dalam kelompok.

2. Motif atau dorongan

Persoalan motif berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok.

3. Struktur

Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antar anggota, dan pembagian tugas.

4. Pimpinan

Persoalan pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok sosial, hal ini terlihat pada bentuk –bentuk kepemimpinan.

5. Perkembangan Kelompok

Persoalan perkembangan kelompok dapat dilihat dari perubahan dalam kelompok, perpecahan kelompok, keinginan anggota untuk tetap berada dalam kelompok dan sebagainya.

Secara umum pengertian dinamika kelompok sosial adalah proses perubahan dan perkembangan akibat adanya interaksi dan interpendensi baik antar anggota kelompok maupun antar anggota suatu kelompok dengan kelompok lain.

Dewasa ini banyak pihak menyadari pentingnya mempelajari dinamika kelompok sosial karena beberapa alasan berikut:

1. Kelompok sosial merupakan kesatuan – kesatuan sosial yang selalu ada dalam setiap masyarakat.

2. Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan masyarakat sehingga relevan dengan kebijaksanaan pemerintahan dalam pembangunan daerah.

A. Faktor – Faktor Pendorong Dinamika Kelompok Sosial

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan dan perubahan dalam kelompok sosial.

  1. Faktor Pendorong dari Luar Kelompok (Extern)

Faktor pendorong dari luar kelompok merupakan pengaruh luar yang menyebabkan berkembangnya suatu kelompok sosial, diantaranya sebagai berikut:

    1. Perubahan Situasi Sosial

Dalam masyarakat desa yang tergolong kedalam klasifikasi kelompok penguyuban (gemeinschaft) setelah mengalami proses industralisasi, maka pola hubungan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tersebut dapat bergeser menkjadi penganut nilai-nilai dan pola hubungan kelompok patembayan (gesellschaft), diantaranya nilai gotong-royong berbuah menjadi nilai indifidualis.

    1. Perubahan Situasi Ekonomi

Perubahan sitruasi ekonomi dapat menyebabkan suatu kelompok sosial berkembang. Misalnya dalam masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding masyarakat pedesaan. Kelompok primer berubah menjadi kelompok-kelompok kepentingan yang termasuk kedalam klasifikasi kelompok sekunder.

    1. Perubahan Situasi Politik

Perubahan situasi politik seperti pergantian etika kekuasaan atau perubahan kebijaksanaan yang dilakukan elite kekuasaan dapat menyebabkan perkembangan kelompok – kelompok sosial dalam masyarakat.

  1. Faktor Pendorong dari Dalam Kelompok (Intern)

Faktor ini merupakan kondisi dalam kelompok yang menyebabkan perkembangan suatu kelompok sosial, di antaranya sebagai berikut:

    1. Adanya Konflik Antaranggota Kelompok

Konflk yang terjadi di dalam kelompok dapat menyebabkan keretakan dan berub ahnya pola hubungan sosial. Akibat konflik yang terjadi di dalam kelompok dapat juga menyebabkan terpecahnya sebuah kelompok sosial.

    1. Adanya Perbedaan Kepentigan

Ketika dalam suatu kelompok sosial terdapat perbedaan kepentingan, maka kelangsungan kelompok sosial tersebut dapat terpecah. Anggota kelompok yang merasa tidak sepakat akan memisahkan diri dan bergabung dengan kelompok lain yang sepaham dengannya. Misalnya, munculnya kelompok volunteer di tengah-tengah masyarakat.

    1. Adanya Perbedaan Paham

Perbedaan paham diantara anggota kelompok sosial secara keseluruhan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap keberadaan suatu kelompok sosial.

B. Proses Perkembangan Berbagai Kelompok Sosial

Berikut ini akan dibahas perkembangan berbagai kelompok sosial diantaranya kelompok kekerabatan, kelompok okupasional, kelompok volunteer, masyarakat pedesaan (rural community), dan masyarakat perkotaan (urban community).

  1. Kelompok Kekerabatan

Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil dalam masyarakat. Keluarga inti (keluarga batih) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum menikah. Dari keluarga inti berkembang menjadi keluarga besar (extended family) yang lazim disebut kelompok kekerabatan. Dalam kelompok kekerabatan terdapat hubungan darah atau hubungan persaudaraan. Kelompok kekerabatan ini merupakan cikal bakal terb entuknya masyarakat.

  1. Kelompok Okupasional

Pada dasarnya kelompok kekerabatan merupakan masyarakat homogen yang menganut nilai-nilai, norma-norma ataupun pola tingkah laku yang relative sama sehingga pembagian kerja dilakukan secara sederhana berlandaskan pada tradisi dan perbedaan jenis kelamin.

  1. Kelompok Volunter

Berkembangnya komunikasi secara luas dan cepat menyebabkan tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar tertutup terhadap dunia luar. Akibatnya, heterogenitas masyarakat semakin luas. Dengan semakin berkembangnya suatu masyarakat, maka tidak semua kebutuhan para anggota masyarakat dapat terpenuhi. Oleh sebab itu, munculah kelompok-kelompok volunteer. Kelompok volunteer terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama. Kelompok volunter tersebut memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum. Kelompok volunteer dapat berkembang menjadi kelompok yang mantap karena diakui oleh masyarakat umum. Contoh kelompok volunteer di Indonesia adalah KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu)

  1. Masyarakat Pedesaan (Rural Community)

Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang umumnya memiliki mata pencaharian bertani atau berkebun. Cara bertani masih dilakukan dengan cara yang tradisional dan tidak efisien karena belum dikenalnya mekanisasi dalam pertanian. Dalam hal kepemimpinan, hubungan antara pemimpin mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sulit untuk dipisahkan sehingga segala sesuatu dipusatkan pada diri seorang kepala desa.

  1. Masyarakat Perkotaan (urban community)

Masyarakat kota m erupakan kelompok sosial yang mendiami wilayah yang luas, sebagian besar penduduknyabermata pencaharian disektor industry, jasa da perdagangan. Keanggotaan masyarakat kota tidak saling mengenal, lebih terkait kontrak , dan mulai meninggalkan tradisi. Masyarakat perkotaan mempunyai tatanan nilai yang hetrogen, terdiri dari berbagai suku, agama, adapt istiadat menjalankan fungsi pusat adminitratif dan pusat komersial, dan bahkan pusat konsentrasi kegiatan yang menjadi indicator modernisasi. Hal tersebut menyebabkan kota menjadi daya tarik bagi warga desa untuk melakukan urbabnisasi.

    1. Faktor Pendorong dan Penarik Urbanisasi

Urbanisasi terjadi karena adanya faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong biasanya disebabkan situasi desa yang mendorong warga desa untuk melakukan urbanisasi, sedangkan faktor penarik merupakan daya pikat kota yang menarik warga desa untuk berpindah ke kota.

1. Faktor Pendorong Urbanisasi

a) Sempitnya lapangan kerja di desa.

b) Adanya generasi muda yang ingin memperbaiki kehidupan dan membebaskan diri dari tradisi.

c) Kesempatan menambah ilmu di desa sangat terbatas.

2. Faktor Penarik Urbanisasi

a) Kota merupakan pusat kegiatan perekonomian, pemerintah, administrative, dan industri.

b) Kota menghimpun modal usaha yang lebih besar dan terkonsentrasi baik dalam bidang transportasi, perkantoran, perdagangan , maupun bidang jasa.

c) Kota memberi peluang yang tidak terbatas untuk mengembangkan jiwa dan potensi manusia.

d) Akibat industrialisasi membuka peluang lapangan kerja yang lebih banyak.

Dengan adanya faktor pendorong dan faktor penarik, maka arus urbanisasi semakin besar. Akan tetapi, harapan warga desa untuk memperbaiki nasib di kota tidak selamanya berjalan baik. Semakin derasnya arus urbanisasi menyebabkan penduduk kota semakin padat, warga kota semakin dinamis, serta bertindak semakin rasional.

    1. Faktor Faktor Penyebab Masyarakat Kota Bersifat Dinamis.

Masyarakat kota merupakan salah satu bentuk kelompok sosial yang selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Oleh sebab itu, masyarakat kota lebih bersifat dinamis. Berikut ini adalah bebrapa faktor yang menyebabkan dinamika sosial pada masyarakat kota:

1. Faktor Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan masyarakat kota. Melalui pendidikan, baik formal maupun informal menjadikan masyarakat kota lebih siap melakukan persaingan.

2. Urbanisasi

Urbanisasi yang terlampau pesat dan tidak teratur menyebabkan penduduk kota semakin padat. Kepadatan penduduk dan tingkat pengangguran yang semakin besar mengakibatkan tingkat kriminalitas yang semakin tinggi.

3. Komunikasi

Faktor informal dan komunikasi yang serba cepat melalui berbagai media, baik media massa maupun media elektronik memberikan berbagai informasi yang dapat mendorong perkembangan dan perubahan masyarakat kota, di antaranya dalam hal berpenampilan. Penamilan merupakan sesuatu yang sangat diperhatikan oleh masyarakat kota, dari mulai model rambut, model baju, dan aksesorislainnya selalu disesuaikan dengan mode yang sedang digemari masyarakat luas. Begitu pula dalam bidang pengetahuan, politik, ekonomi, ataupun hiburan. Semuanya serba cepat berkembang dan berubah sesuai dengan informasi yang diperoleh.

4. Industrialisasi dan Mekanisasi

Adanya Industiralisasi dan Mekanisasi yang terjadi di kota menyebabkan masyarakat kota semakin bergantung kepada mesin-mesin yang telah meringankan pekerjaannya. Pekerjaan yang semula dilakukan oleh manusia beranti tugas menjadi serba otomatis , serba mudah, dan serba cepat .

    1. Perkembangan Masyarakat dalam Berbagai Aspek

Apabila dilihat lebih jauh, maka perkembangan masyarakat kota dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya adalah aspek ekonomi, aspek sosial, aspek politik dan aspek budaya.

1. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi merupakan aspek yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia dan sumber-sumber ekonomi yang terbatas.

2. Aspek Sosial

Dalam kehidupan sosial, kelompok-kelompok sosial sebagian dari masyarakat mengalami perubahan. Kelompok kekerabatan mulai memudar digantikan kelompok berdasarkan kepentingan yang sama. Organisasi berdasarkan profesi semakin menjamur, dan hubungan sosial yang terjadi lebih karena adanya kepentingan yang sama.

3. Aspek Politik

Kesadaran politik masyarakat kota lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat desa. Adanya komunikasi dan informasi yang serba cepat menyebabkan masyarakat kota lebih tanggap dan lebih kritis terhadap kehidupan politik.

4. Aspek Budaya

Keterbukaan terhadap dunia luar serta pesatnya arus komunikasi da globalisasi menyebabkan masyarakat kota merasa lebih moderen bila mengadaptasi budaya asing dan mulai meninggalkan budaya tradisional.

    1. Dampak dari Adanya Perkembangan pada Masyarakat Kota

Secara umum, adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam suatu kelompok sosial akan membawa dampak, baik dampak positif maupun negative. Berikut ini adalah dampak adanya perkembangan masyarakat kota.

1. Dampak Positif

Dampak positif adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat kota adalah sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan lebih merata

b. Komunikasi dan informasi lebih cepat dan mudah

c. Profesionalitas lebih terjaga

d. Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin

2. Dampak Negatif

Dampak negative adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada masyarakat kota adalah sebagai berikut:

a. Munculnya sikap indifidualitas

b. Memudarnya nilai kebersamaan

c. Munculnya sikap kurang mempercayai pihak lain

d. Memudarnya perhatian terhadap budaya local dan budaya nasional, terutama para generasi मुदान्य


BAB IV

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH AKIBAT KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KONFLIK ANTAR ETNIS

Masalah konflik antar etnis sangat diperlukan penenangan indifidual dengan cepat tepat dan tegas, supaya konflik individual tidak merambat menjadi konflik social. Diperlukan sikap dasar untuk memahami dan mendalami budaya etnis lain. Ketertutupan dalam budaya sendiri akan memperkuat dinding pemisah antar tiap golongan. Oleh karena iru sudah saatnya setiap warga masyarakat besikap terbuka dan mau menerima kebudayaan orang lain, dan menjadikan nya sebagai keragaman yang saling melengkapi.

Pandangan primordialisme yang menggiring manusia kea rah sikap yang tertutup dan kepicikan perlu segera direvisi dan direformasi. Sikap menganggap diri memiliki kebudayaan yang superior perlu waspadai sehigga tidak merusak tatanan sosial.

2. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KONFLIK ANTAR PENGANUT AGAMA YANG BERBEDA

Clifford Geertz berteori bahwa agama adalah unsure perekat yang meimbulkan harmoni sekaligus unsure pembelah yang menimbullkan disintegrasi.

Kepercyaan terhadap kebenaran agama menyebabkan monopoli kebenaran oleh penganutnya, orang beragama peraya bahwa agamanya lah yang paling benar dan agama yang lin tidak benar yang sikap demikian dapat meberikan kefanatikan yang berlebihan bagi tiap pemeluk agama atau bisasa disebut dengan intoleransi yang mana Intoleransi yang berlebihan tersebut dapat menimublkan konflik agama yang seharusnya dapat dicegah dengan saling harga menghargai dan saling menghormati antar pemeluk agama .

3. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PERTENTANGAN ANTARA KELOMPOK MAYORITAS DAN KELOMPOK MINORITAS ANTARA PRIBUMI DAN NON PRIBUMI DAN PERLAKUAN YANG DISKRIMINATIF

Keragaman adalah realitas bangsa Indonesia yang patut disukuri. Keragaman yang dikelola dengan perinsip nondeskriminasi akan menciptakan ikatan dan kerjasama social bukan dengan mencolokkan pengistimewaan terhadap keragaman yang bersifat diskriminatif.

Tantangan bagi kita adalah bgaimana kita dapat hidup damai dan tenram dengan kenyataan adanya berbagai golongan dalam masyarakat kita baik yang mayoritas maupun minoritas apapun latar belakangnya, suku, agama, ras, kebudayaab, bahasa ataupun asal usulnya.

4. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH MULTIKULTURALISME DALAM BIDANG POLITIK DAN BUDAYA

Sejarah perkembangan bangsa yang mndiami kepulauan nusantara ternyata telah mengalami berbagai pengaruh kebudayaan barat yang dapat mempengaruhi kebudayaan Nusantara.

Identitas manusia Indonesia adalah identitas Hybrid, yang kebudayaan betawi asli merupakan perpaduan dari unsure-unsur budaya dunia seperti budaya Cina, Hindu, Islam dan Barat.

Tidak ada komentar: