Rabu, 28 Agustus 2013

Makalah Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

a.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan dengan pendidikan kualitas hidup rakyat itu dpat di lihat. Perekonomian  Indonesia  semakin  tak  menentu,  Krisis  multi dimensional yang  terus membelenggu negara kita  tak kunjung ada ujungnya,belum  nampak  adanya  tanda-tanda  Bangsa  kita  akan  terbebas  dari  krisis multidimensional ini. Kehidupan masyarakat semakin menderita. Segala jenis kebutuhan  sudah  tak  terjangkau  lagi  oleh  masyarakat  miskin.  Kelaparan terjadi  di  banyak  tempat  di  Indonesia, masalah  kesehatan,  pendidikan  juga merupakan masalah  bangsa  ynag  belum  dapat  ditemukan  solusinya.  Biaya untuk kesehatan dan pendidikan semakin mahal. Untuk mejadikan Negara kita sebagai Negara yang maju, berhasil dibutuhkan generasi penerus yang sehat dan berwawasan luas.
Pendidikan  sebagai  salah  satu  elemen  yang  sangat  penting  dalam mencetak  generasi  penerus  bangsa  juga masih  jauh  dari  yang  diharapkan. Masalah  disana-sini masih  sering  terjadi. Namun  yang  paling  jelas  adalah masalah  mahalnya  biaya  pendidikan  sehingga  tidak  terjangkau  bagi masyarakat dikalangan bawah. Seharusnya pendiikan merupakan hak seluruh rakyat  Indonesia   seperti  yang  terdapat  dalam  Pembukaan UUD  1945  yang berbunyi  salah  satu  tujuan  Negara  kita  adalah  mencerdaskan  kehidupan bangsa.  Ini mempunyai konsekuensi bahwa Negara harus menyelenggarakan dan memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak.Maka tentu saja Negara dalam hal ini Pemerintah harus mengusahakan agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan merupakan faktor kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan. Biaya pendidikan sekarang ini tidak murah lagi karena dilihat dari penghasilan rakyat  Indonesia  setiap  harinya.  Mahalnya  biaya  pendidikan  tidak  hanya pendidikan di perguruan  tinggi melainkan  juga biaya pendidikan di  sekolah dasar sampai sekolah menengah keatas walaupun sekarang ini sekolah sudah mendapat  Bantuan  Operasional  Sekolah  (BOS)  semuanya  masih  belum mencukupi biaya pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu. Pendidikan  di  Indonesia  masih  meupakan  investasi  yang  mahal sehingga diperlukan perencanaan keuangan  serta disiapkan dana pendidikan sejak dini. Setiap keluarga harus memiliki perencanaan terhadap keluarganya sehingga dengan adanya perencanaan keuangan  sejak awal maka pendidikan yang diberikan pada anak akan terus sehingga anak tidak akan putus sekolah. Tanggung jawab orang tua sangatlah berat karena harus membiayai anak sejak dia  lahir  sampai  ke  jenjang  yang  lebih  tinggi.
Mahalnya  biaya  pendidikan sekarang  ini dan banyak masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan sehingga tidak begitu peduli atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi sang buah hatinya, sehingga membuat anak putus sekolah, anak tersebut hanya mendapat pendidikan  sampai pada  jenjang  sekolah menengah pertama artau sekolah  menengah  keatas.  Padahal  pemerintah  ingin  menuntaskan  wajib belajar  sembilan  tahun.  Jika  masalah  ini  tidak  mendapat  perhatian  maka program  tersebut  tidak  akan  terealisasi.  Banyak  anak  yang  putus  sekolah karena orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya.
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan Makalah ini adalah:
1.  Apa dampak mahalnya biaya pendidikan bagi masyarakat?
2.  Bagaimana cara mengatasi dampak mahalnya biaya pendidikan?

Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai:
1.  Dampak mahalnya biaya pendidikan bagi masyarakat.
2.  Cara mengatasi dampak mahalnya biaya pendidikan.




BAB II
KONDISI PENDIDIKAN

Anggaran Pendidikan Di Indonesia
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.


Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.

Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
 
Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi pembaharuan sistem pendidikan nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Sesuai dengan visi tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Anggaran Pendidikan
Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008, pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Persentase anggaran pendidikan adalah perbandingan alokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja negara. Sehingga anggaran pendidikan dalam UU Nomor 41/2008 tentang APBN 2009 adalah sebesar Rp 207.413.531.763.000,00 yang merupakan perbandingan alokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja negara sebesar Rp 1.037.067.338.120.000,00.

Pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20 persen tersebut disamping untuk memenuhi amanat Pasal 31 Ayat (a) UUD 1945, juga dalam rangka memenuhi Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 13 Agustus 2008 Nomor 13/PUU-VI I 2008. Menurut putusan Mahkamah Konstitusi, selambat-lambatnya dalam UU APBN Tahun Anggaran 2009, Pemerintah dan DPR harus telah memenuhi kewajiban konstitusionalnya untuk menyediakan anggaran sekurang-kurangnya 20 persen untuk pendidikan.

Selain itu, Pemerintah dan DPR memprioritaskan pengalokasian anggaran pendidikan 20 persen dari APBN Tahun Anggaran 2009 agar UU APBN Tahun Anggaran 2009 yang memuat anggaran pendidikan tersebut mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan sejalan dengan amanat UUD 1945.
Hal tersebut harus diwujudkan dengan sungguh-sungguh, agar Mahkamah Konstitusi tidak menyatakan bahwa keseluruhan APBN yang tercantum dalam UU APBN Tahun Anggaran 2009 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat yang disebabkan oleh adanya bagian dari UU APBN, yaitu mengenai anggaran pendidikan, yang bertentangan dengan UUD 1945.
Sedangkan pengalokasian anggaran pendidikan meliputi alokasi yang melalui beIanja pemerintah pusat dan melalui transfer ke daerah. Untuk yang melaui belanja pemerintah pusat dialokasikan kepada Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan dua belas Kementerian Negara/Lembaga lainnya (Departemen PU, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Perpustakaan Nasional, Departemen Keuangan, Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian, Departemen ESDM, Departemen Perhubungan, Departemen Kesehatan, Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Badan Pertanahan Nasional, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Bagian Anggaran 69).

Sementara untuk yang melalui anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah adalah DBH Pendidikan, DAK Pendidikan, DAU Pendidikan, Dana Tambahan DAU, dan Dana Otonomi Khusus Pendidikan

MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA
            Kualitas pendidikan di indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada   pada urutan ke 12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memliki daya saing yang rendah dan masih menurut surfai dari lembaga yang sama indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di Indonesia .
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain:
1.      Masalah efektifitas
2.      Efisiensi
3.      Standardisasi Pengajaran.
Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam pendidikan dunia yaitu:
1)      Rendahnya Sarana Fisik.
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap sementara laboratorium tidk standar pemakaian teknologi informasi tidak memadahi dan sebagainya. masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, perustakaan, laboratorium dan sebagainya.
2)      Rendahnya kualitas guru.
Keadaan guru di indoesia sangat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tuasnya. Buku itu saja, sebagian guru di indonesia bahkan di nyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkatpendidikan guru itu sendiri. Data balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8 % yang berpendidikan diploma D2- kependidikan keatas. Selain itu dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 3,8% yang berpendidikan diploma D3- Kependidikan keatas. Di tingkat sekolah menengah dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan  S1-Keatas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2-keatas (3,48% berpendidikan S3)
3)      Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan indonesia. Idealnya seorang guru menerima gaji bulanan sebesar Rp 3 jta. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS perbulan sebesar Rp 1,5 juta. Guru bantu Rp 460 rbu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu perjam dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mi rebus, pedagang buku atau LKS, Pedaang pulsa ponsel.
4)      Rendanya Prestasi Siswa       
Dengan keadaan yang demikian itu( Rendahnya sarana fisik, kualitas guru dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi menjadi tidak memuaskan. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit  sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran hal ni mungkin karena mereka sangat terbiasa mengerjakan soal pilihan ganda.
5)      Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber day mnusia secara keseluruhan olleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengtasi masalah ketidakmerataan tersebut.
6)      Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi membuat masyarakat miskin tidak mempunyai pilihan lain keculi tidak bersekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah atau gratis. Pemerintahlah yang sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setaiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi kenyataannya pemerintah jutru ingin berkilah dari tanggung jawab padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan pemerintah untuk “cuci tangan”

Kamis, 13 September 2012

BADAI



Berikut ini ada beberapa badai yang terkenal yang bisa menimbulkan bencana alam dengan efek yang paling parah dan merusak. Beberapa diantaranya pernah menghiasi pemberitaan sebagai salah satu badai yang menyebabkan kerusakan yang dasyat. Uniknya lagi, nama badainya tidak mencerminkan sesuatu yang berbahaya dan mengancam.

 MACAM BADAI
 
1. Badai Ivan. Awalnya badai Ivan terbentuk dari badai tipe Cape Verde, lama-kelamaan berkembang menjadi badai dengan kategori 5, kategori terkuat dalam skala badai. Puncaknya badai Ivan terjadi di Meksiko, ukuran badai ini se kota Texas. Dia juga menimbulkan 117 tornado yang menyerang timur USA.
2. Badai  Isabel . Badai ini merupakan badai Atlantik paling mematikan pada tahun 2003. Badai Isabel terbentuk   dari gelombang tropis pada 6 September 2003 di Atlantik. Badai ini bergerak ke arah barat laut dan terus membesar. kecepatan angin saat itu mencapai 265 km/jam. Lalu, badai Isabel ini mengakibatkan tanah longsor di North Carolina dengan  kecepatan angin 165 km/jam.
3. Badai Katrina. Badai ini adalah siklon tropis yang sangat besar yang melanda tenggara Amerika Serikat pada 24-31 Agustus 2005. Lebih dari 200.000 km persegi wilayah tenggara USA terpengaruh badai ini (seukuran Britania Raya), termasuk Lousiana, Missisipi, Florida dan Georgia. Badai ini mengakibatkan matinya listrik yang mempengaruhi 1 juta jiwa.
4. Badai Jeanne. Badai ini paling mematikan di musim badai Atlantik pada tahun 2004. Badai Jeannemengakibatkan tanah longsor di Florida, menyapu bersih pulau Great Abaco dan Grand Bahama, dan juga mengakibatkan banjir di West Virginia dan New Jersey. Total korban jiwa mencapai 3.025 jiwa.
5.Badai Anggrek. Badai tropis Anggrek merupakan sirkulasi angin yang berputar dan bersumber dari wilayah tropis yang hangat. Badai ini terbentuk oleh 3 faktor yaitu suhu muka air laut hangat yang mengakibatkan penguapan air laut, pemusatan tekanan rendah badai dan rotasi bumi.

Senin, 11 April 2011

Bentuklahan Vulkanisme

Vulkanisme adalah semua fenomena yang berkaitan dengan proses gerakan magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi yang menghasilkan bentuklahan yang cenderung positif.

KALDERA


KAWAH


DIKE

Arti Penting Geomorfologi

Pada dasawarsa terkahir ini sudah dimulai tampak arti penting geomorfologi sebagai pendukung ilmu kebumian lainnya dan ilmu yang terkait dalam arti praktisnya. Geomorfologi sebagai ilmu mempunyai arti yang penting, seperti peranannya dalam geografi fisik dan terapannya dalam penelitian. Geomorfologi sudah mulai dimasukkan dalam ke dalam kurikulum pada fakkultas-fakultas seperti Fakultas Pertanian, Teknik, Arkeologi, dan sebagainya serta banyak penelitian-penelitian yang menggunakan pendekatan geomorfologi. Sebagai contohnya adalah penggunaan pendekatan geomorfologi untuk studi bencana alam, kerekayasaan, lingkungan, pemetaan tanah, pemetaan air tanah dan sebagainnya. Namun demikian, geomorfologi dalam pengajaran serta penelitian-penelitian yang bertema fisik yang non geomorfologik, uraian geomorfologi hanya sekedar ilustrasi yang tradisional dan belum dimanfaatkan untukdasar pengambilan sampel daerah ataupun analisisnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal di antaranya adalah kurangnya atau langkanya buku-buku geomorfologi.
Kajian geomorfologikal akan menghasilkan data/informasi yang utama dan pertama dari bentanglahan fisikal yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu maupun terapan praktisnya. Dalam penerapan geomorfologi pada dasarnya banyak diwarnai oleh Verstappen dalam bukunya yang berjudul "Applied Geomorphology Geomorphological Surveys for Environmental Development)" tahun 1983. Dalam buku tersebut memuat berbagai terapan geomorfologi. Adapun terapan geomorfologi yang dikemukakan oleh Verstappen tersebut adalah meliputi. Peran dan terapan geomorfologi dalam survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.
Dari apa yang telah dikemukakan di atas, maka geomorfologi mempunyai peran dan arti yang cukup penting. Karena dalam suatu perencanaan pengemabang wilayah, memerlukan informasi dasar yang menyeluruh baik aspek fisik maupun aspek sosial. Pada aspek fisik geomorfologi dapat memberikan informasi melalui kajian dengan pendekatan geomorfologi. Pendekatan geomorfologi digunakan dalam melakakukan analisis dan klasifikasi medan (terrain analysis and classification) dengan beberapa parameter seperti yang dikemukakan oleh Zuidam, et al (1978 : 9 – 22), dimana pada intinya dalam analisis dan klasifikasi medan dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. 1. Relief/morfologi meliputi bagian lereng, ketinggian, kemiringan lereng, panjang lereng, bentuk lereng, bentuk lembah, dan aspek relief yang lain.
  2. Proses geomorfologi meliputi erosi dan tipe erosi, kecepatan dan daerah yang terpengaruh; banjir yang meliputi tipe, frekuensi, durasi, kedalaman, dan daerah yang terpengaruh; gerakan massa yang meliputi tipe, kecepatan, daerah yang terpengaruh.
  3. Tipe material batuan meliputi batuan induk, material permukaan, kedalaman pelapukan.
  4. Vegetasi dan penggunaan lahan meliputi tipe vegetasi, kepadatan, tipe penggunaan lahan, periode, durasi, dan konservasi.
  5. Air tanah mencakup kelembaban permukaan, kedalaman air tanah, fluktuasi air tanah, dan kualitas air tanah.
  6. Tanah mencakup kedalaman, kandungan humus, tekstur, drainase, dan daerah berbatu.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka geomorfologi memegang peranan yang cukup penting, sebab hasil analisis dan klasifikasinya medan ataupun lahan dapat dimanfatkan untuk berbagai kepentingan. Seperti dalam bidang keteknikan, ekonomi, hidrologi dan lain sebagainya. Berbagai bentuklahan yang ada di permukaan bumi, merupakan bagian kajian dari geomorfologi terutama dan terutama tentang sifat alami, asal mula, proses perkembangan, dan komposisi material penyusunnya.
Kaitannya dengan hal tersebut Thornbury (1954) dalam Sutikno (1987: 12) menyatakan bahwa ada lima kelompok terapan geomorfologi, yaitu:
1. Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst dan air tanah daerah glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan baik apabila geomorfologinya diketahui secara mendalam. Air tanah di daerah glasial tergatung pada tipe endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.
2. Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan geomorfologi untuk menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral epigenetik, dan endapan bijih.
3. Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi jalan raya, penentuan pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi militer. Terapan geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek geomorfologi dipertimbangkan
4. Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS yang ditentukan dengan pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal struktur geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.
5. Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai, dan erosi.

Jumat, 03 Desember 2010

BAB I HAKEKAT KURIKULUM

Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai,isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa,strategi dan cara yang dikembangkan,evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan,serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
B. Peran dan Fungsi Kurikulum
Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan,kurikulum memiliki 3 peran,yaitu :
1. Peranan konservatif
2. Peran kreatif
3. Peran kritis dan evaluatif.
Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeill (1990) isi kurikulum mempunyai 4 fungsi yaitu:
1. Fungsi Pendidikan Umum.
2. Fungsi Suplementasi.
3. Fungsi Explorasi.
4. Fungsi Keahlian.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum,Alexander Inglish (1990) mengemukakan 6 fungsi kurikulum untuk siswa :
1. Fungsi penyesuaian.
2. Fungsi Integrasi.
3. Fungsi Dispensiasi.
4. Fungsi Persiapan.
5. Fungsi Pemilihan.
6. Fungsi Diagnostik.

C. Kurikulum dan Pengajaran
Merupakan 2 hal yang tidak terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan serta isi yang harus dipelajari sedangkan pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa.
D. Kurikulum Ideal dan Aktual
Kurikulum ideal memegang peran yang sangat penting dalam merancang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa,sebab melalui pedoman tersebut guru minimal dapat menentukan hal sbb :
Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki siswa.
Menentukan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan / penguasaan kompetensi.
Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa sebagai upaya pencapaian tujuan.
Menentukan keberhasilan pencapaian tujuan untuk kompetensi.
Setiap sekolah tidak mungkin dapat melaksanakan kurikulum ideal dengan sempurna,karena:
Bisa/tidaknya kurikulum ideal diterapkan oleh guru dapat ditentukan oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah.
Bisa/tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan akan ditentukan oleh kemampuan guru.
Bisa/tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan oleh setiap guru juga tergantung pada kebijakan setiap sekolah yang bersangkutan.
Tiga hal tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat atau tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan oleh setiap guru,oleh karena berbagai keterbatasan itu,maka guru hanya mungkin dapat menerapkan kurikulum sesuai dengan kondisi yang ada.Inilah yang kemudian disebut actual curriculum/kurikulum nyata,yakni secara riil dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang ada.
E.Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum)
Dalam dimensi pelaksanaan implementasi kurikulum di dalam kelas/pengembangan kurikulum dalam skala mikro,kurikulumn tersembunyi memilki makna :
Kurikulum tersembunyi dapat dipandang sebagai tujuan yang tidak tertulis (tersembunyi).
Kurikulum tersembunyi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
F. Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum
Murray Printr (1993) mencatat peran guru dalam level ini sebagai berikut :
Implementers
Adapters
Developers
Researchers
KESIMPULAN
Peran kurikulum dalam pengajaran itu sangat penting dan tidfak bisa terpisahkan karena kurikulum merupakan sebuah dokumen perencanaan tentang tujuan yang harus dicapai,isi materi dan pengalaman belajar dan kurikulum juga merupakan komponen dalam pendidikan.

BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Hakikat Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.
Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus.
Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum yaitu :
Rentangan kegiatan
Tujuan kelembagaan yang berhubungan dengan misi dan visi sekolah.
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip Relevansi
a. Relevansi Internal
b. Relevansi Eksternal
2. Prinsip Fleksibilitas
a. Fleksibilitas bagi guru
b. Fleksibilitas bagi siswa
3. Prinsip Kontinuitas
4. Prinsip Efektifitas
5. Prinsip Efisiensi
C. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum
Ada 4 fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum :
a. Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan.
b. Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan.
d. Melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan.
2. Landasan Psikologis Dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak didik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan secara psikologis anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat,bakat maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Landasan Sosiologis-Teknologis Dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum bukan hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.
KESIMPULAN
Dalam kurikulum kita harus melakukan proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana mempelajarinya.
BAB III DESAIN KURIKULUM
Desain adalah rancangan pola atau model.Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau model kurikulum sesuai dengan misi dan visi sekolah.
Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
Menurut Longstreet (1993) desain kurikulum merupakan desain kurikulum yang berpusat kepada pengetahuan yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu,oleh karena itu desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa.
Terdapat 3 bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu,yaitu :
1. Subject Centered Curriculum
2. Correlated Curriculum
3. Integrated Curriculum
Desain Kurikulum Berorientasi Pada Masyarakat
Asumsi yang mendasari rancangan kurikulum ini adalah bahwa tujuan dari sekolah adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat.
3 perspektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat :
1. Perspektif Status Quo
Rancangan kurikulum ini diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat.
2. Perspektif Pembaharuan
Kurikulum reformis menghendaki peran serta masyarakat secara total dalam proses pendidikan.
3. Perspektif Masa Depan
Sering diakitkan dengan kurikulum rekonstruksi sosial yang menekankan kepada mengembangkan hubunganb antara kurikulum dan kehidupan sosial,politik,ekonomi masyarakat.
C. Desain Kurikulum Berorientasi Pada Siswa
Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa,Alice Crow (1955) menyarankan hal sebagai berikut :
Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Isi kurikulum harus mencakup keterampilan,pengetahuan dan sikap yang dianggap berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Anak hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk belajar sendiri.
Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat,bakat,dan tingkat perkembangan mereka.
D. Desain Kurikulum Teknologis
Model dan desain teknologi difokuskan pada efektifitas program,metode dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan.
Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi,yaitu :
Sisi penerapan teknologi
Teknologi sebagai suatu sistem
KESIMPULAN
Dalam mendesain sebuah kurikulum itu harus sesuai dengan visi dan misi sekolah yang ditetapkan agar lebih terarah dan mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
BAB IV PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu.
Pengembangan kurikulum adalah penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction) bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement).
Ada 2 pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum :
Pendekatan Top Down
Pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang kebijakan pendidikan seperti dirjen atau para kepala kantor wilayah.
Pendekatan Grass Roots
Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator,kemudian menyebar pada lingklungan yang lebih luas,makanya pendekatan ini dinamakan pendekatan kurikulum dari bawah ke atas.
B. Model-Model Pengembangan Kurikulum
Model Tyler
4 hal yang dianggap fundamental untuk mengembangkan kurikulum :
Menentukan tujuan.
Menentukan pengalaman belajar.
Mengorganisasi pengalaman belajar.
Evaluasi.
2 . Model Taba
5 langkah pengembangan kurikulum terbalik dari Taba :
Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit).
Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya.
Merevisi dan mengonsolidaikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba.
Mengembangkan keseluruhan rangka kurikulum.
Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji.
3. Model Olivia
Menurut Olivia suatu model kurikulum harus bersifat simpel,komprehensif dan sistematik.
4. Model Beauchamp
5 langkah dalam proses pengembangan kurikulum
Menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan suatu perubahan kurikulum
Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum.
Menetapkan prosedur yang akan ditempuh.
Implementasi kurikulum.
Melaksanakan evaluasi kurikulum .
5. Model Wheeler
Pengembangan kurikulum terdiri atas 5 tahap :
Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.
Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama.
Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar.
Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi belajar.
Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan.
6. Model Nicholls
Analisis situasi.
Menentukan tujuan khusus.
Menentukan dan mengorganisasikan isi pelajaran.
Menentukan dan mengorganisasi metode.
Evaluasi.
7. Model Dynamic Skilbeck
Menganalisis situasi.
Memformulasikan tujuan.
Menyusun program.
Interpretasi dan implementasi.
Monitoring,feedback,penilaian dan rekonstruksi.
KESIMPULAN
Dalam menentukan model-model kurikulum terlebih dahulu harus melakukan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam model kurikulum itu agar kurikulum tersebut bisa lebih terarah dan terencana
BAB V PENGEMBANGAN TUJUAN DAN ISI KURIKULUM
Pengembangan Tujuan Kurikulum
Kurikulum menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi atau bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Perumusan tujuan perlu dalam kurikulum karena :
a. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan.
b. Melalui tujuan yang jelas,dapat embantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikuklum yang dapat digunakan bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
c. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Menurut Bloom,bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam 3 klasifikasi atau 3 domain (bidang),yaitu : 1. Domain kognitif Terdiri dari 6 tingkatan : a. Pengetahuan (knowledge). b. Pemahaman. c. Penerapan. d. Analisis. e. Sintesis. f. Evaluasi. 2. Domain Afektif Menurut Krathwoll,domain afektif memiliki tingkatan,yaitu : a. Penerimaan. b. Merespons. c. Menghargai. d. Mengorganisasi. e. Karakterisasi nilai. 3. Domain Psikomotor a. Gerak refleks. b. Keterampilan dasar. c. Keterampilan perseptual. d. Keterampilan fisik. e. Gerakan keterampilan. f. Komunikasi non diskursif.
B. Hirarkis Tujuan
Tujuan pendidikan dari yang bersifat umum sampai kepada tujuan yang bersifat khusus dapat di klasifikasikan menjadi 4,yaitu :
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 Pasal 3 yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi pesrta didik,agar menjadi manusia yang beriman,bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berahlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan Institusional
Tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.Merupakan tujuan anatar untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk komptensi lulusan setiap jenjang pendidikan.
3. Tujuan Kurikuler
Didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelseaikan suatu bidang tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
Tujuan Pembelajaran/Instruksional
Kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.
C. Pengembangan Materi Kurikulum
Bahan atau materi kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Isi atau materi kurikulum bersumber pada 3 hal,yaitu:
Masyarakat sebagai sumber kurikulum.
Siswa sebagai sumber materi kurikulum.
Ilmu pengetahuan sebagai sumber kurikulum.
Tahap-tahap penyelesaian kurikulum :
Identifikasi kebutuhan (need assesment)
Mendapatkan bahan kurikulum (assess the curriculum materials)
Analisis bahan (analyze the materials)
Penilaian bahan kurikulum (appraissal of curriculum materials)
Membuat keputusan mengadopsi bahan (make an adoption decision)
Materi kurikulum yang harus dipelajari siswa terdiri dari fakta,konsep,prinsip,hukum dan keterampilan.
Menurut Hilda Taba (1962) bahan atau materi kurikulum dap[at digolongkan menjadi 4 tingkatan yaitu fakta khusus,ide-ide pokok,konsep dan sistem berpikir.
KESIMPULAN
Dalam menentukan isi kurikulum harus melalui tahap-tahap penyeleksian kurikulum terlebih dahulu agar bisa mencapai tujuan pendidikan dari yang bersifat umum sampai pada yang bersifat khusus.















Pengembangan Kurikulum 09 - Presentation Transcript

Secara umum, keberadaan kurikulum menggambarkan suatu rencana tentang jenis-jenis pengalaman belajar yang diharapkan dapat diperoleh siswa selama mengikuti pendidikan disuatu lembaga pendidikan / sekolah tertentu.
Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
Kurikulum sebagai pengalaman belajar
Kurikulum sebagai rencana belajar
Pendidikan sebagai lembaga untuk melestarikan budaya
Pendidikan sebagai lembaga untuk mengubah budaya
Pendidikan sebagai lembaga untuk mengembangkan pribadi anak didik
Konsep kurikulum ada 4 macam yaitu :
Kurikulum Humanistis
Kurikulum Rekonstruksionis
Kurikulum Teknologis
Kurikulum Akademis
Pengajaran merupakan bagian integral dari kurikulum
Pengajaran merupakan pelaksanaan kurikulum
Kurikulum tanpa pengajaran tidak akan terwujud, sedangkan pengajaran tanpa kurikulum dapat menjadikan kegiatan yang tidak terencana.
Dalam bab ini kita membahas masalah berbagai pandangan tentang kuikulum.
Menurut bab ini pengertian kurikulum yaitu menggambarkan suatu rencana tentang pengalaman-pengalaman belajar dengan tujuan dapat diperoleh siswa selama mengikuti pendidikan di sekoah tertentu.
Kurikulum yang masih merupakan suatu rencana belajar tertulis disebut dengan kurikulum resmi/kurikulum ideal. Sebelum kurikulum resmi dilaksanakan disekolah perlu dikembangkan oleh guru agar diperoleh hasil yang optimal. Pelaksanaan kurikulum itu sendiri disebut dengan kurikulum tak resmi/kurikulum aktual. Kemampuan mengembangkan kurikulum, dalam arti merencanakan pelaksanaan kurikulum resmi, banyak menunjang keberhasilan kurikulum.
Pengembangan kurikulum memrlukan landasan konsep yang jelas, terutama yang terkait dengan hubungan antara kurikulum ideal, aktual dan kurikulum tersembunyi. Kejelasan konsep ini dapat menuntun pengembangan kurikulum untuk dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan menjadikan kurikulum tersembunyi menjadi kurikulum resmi.
Disamping landasan konseptual, pengembangan kurikulum memerlukan acuan dan asas-asas. Yang menjadi acuan dalam kurikulum adalah filsafat/sistem nilai yang berlaku dimasyarakat. Pengembangan ilmu dan teknologi, dan teori tenteng belajar dan pengembangan individu.
Dalam bab 2 ini kita membahas landasan-landasan pengembangan kurikulum. Bahwasannya kurikulum memerlukan konsep yang jelas. Agar dapat menuntun pengembangan kurikulum untuk dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan trjadinya kurikulum tersembunyi menjadi kurikulum resmi.dan selain landasan kosep kurikulum juga memrlukan acuan dan asas-asas. Yang menjadi acuan kurikulum yaitu filsafat/sistem nilai yang ada dimasyarakat. Asas-asas dalam pengembangannya yaitu tuntutan masyarakat, perkembangan ilmu&teknologi, dan teori tentang belajar dan perkembangan individu.
Rancang-bangun kurikulum adalah pola umum yang memetakan komponen-komponen kurikulum berdasarkan pola pikir penyusunannya.
komponen-komponen kurikulum meliputi tujuan, isi atau metode-metode atau organisasi dan evaluasi. Tujuan adalah gambaran tentang hasil akhir sebagai arah yang dituju dari suatu kegiatan. Tujuan meliputi tujuan jangka panjang, tujuan antara, dan tujuan segera.
Isi kurikulum adalah pengalaman belajar yang direncanakan dimiliki oleh siswa sesuai dengan tujuan. Bentuk-bentuk pengalaman belajar yang dimasukkan kedalam kurikulum bergantung pada pandangan tentang kurikulum yang dipegang dan bentuk kurikulum apa yang akan disusun.
Perumusan tujuan
Penentuan inti kurikulum
Perumusan kegiatan
Perumusan evaluasi
Dalam bab ini kita membahas tentang langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum, yang did dalamny terdapat perumusan tujuan, penentuan isi kurikulum, perumusan evaluasi. Jadi dalam pengembangan kurikulum harus sesuai dengan prosedur, agar kurikulum yang dikembangkan bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Tujuan pendidikan adalah pernyataan keinginan tentang hasil pendidikan yang ingin dicapai. Tujuan ini bersumber dari falsafah negara dan bangsa, yaitu Pancasila. Oleh sebab itu ruusan pancasila ini menggambarkan sesuatu yang luas maka perlu dijabarksn dan penjabaran itu didasarkan atas tafsiran resmi yang trtuang dalam pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P4)
Kebutuhan siswa
Tuntutan kehidupan yang temporer
Saran ahli satu cabang ilmu pengetahuan
Pernyataan tujuan hendaknya memenuhi kriteria :
Menggambarkan jenis tingkah laku yang diharapkan
Bersifat terurai
Tingkah laku yang akan dicapai bersifat jela
Bersifat realistis
Bersifat komprehensif
Dalam bab ini kita membahas tentang pengembangan tujuan kurikulum. Dan tujuan tersebut mempunyai fungsi untuk memandu dan menentukan bahankegiatan belajar mengajar, dan pengukuran hasil belajar.
Isi kurikulum adalah pengalaman belajar atau bahan-bahan ajaran yang dapat mengantarkan siswa menuju jenjang kedewasaan, terutama kedewasaan mental dan sosial.
Kriteria memilih kurikulum adalah valid dan signifikan, berpegang pada kenyataan sosial, seimbang antara kedalaman dan keluasannya, menjangkau tujuan yang luas, dapat dipelajari sesuai latar belakang pengalaman siswa, memenuhi dan menarik siswa.
Organisasi kurikulum merupakan suatu cara menyusun bahan/pengalaman belajar yang ingn dicapai. Setiap organisasi mempunyai keunggulan dam kelemahan. Untuk itu perlu dipilih organisasi yang efektif dengan krteria :
1. Berkesinambungan
2. Berurutan
3. Terpadu
Kurikulum pengalaman sosial adalah kurikulum yang berisi pengalaman belajar yang berati bagi anak sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum kegiatan adalah kurikulum yang isinya diorganisasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan, yang biasanya dilaksanakan dalam bentuk proyek.
Kurikulum inti adalah kurikulumyang bertujuan melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar serta hubungan antara kehidupan dan belajar.
Dalam bab ini kita membahas tentang bagaimana si kurikulum dan organisasi kurikulum. Untuk isi kurikulum harus sesuai dengan kriteria yaitu harus valid dan signifikan, berpegang pada kenyataan sosial, menjangkau tujuan yang luas, dapat dipelajari sesuai latar belakang pengalaman siswa, memnuhi dan menarik siswa .
Evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara komprehensif terhadap seluruh komponennya. Secara garis besar evaluasi itu dapat dilakukan kepada dua hal, yaitu evaluasi terhadap proses dan evaluasi terhadap hasil. Evaluasi proses bertujuan menilai sejauh mnana kurikulum memberi pengalaman belajar sesuai dengan tujuan. Penilaian menggunakan prinsip-prinsip penelitian evaluasi.
Evaluasi mengacu kepada tujuan
Bersifat komprehensif
Dilaksanakan secara obyektif
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
Alat yang digunakan ada kalanya menggunakan tes buku atau tes tak-buku. Acuan yang digunakan bisa patokan (penilaian acuan patokan) dan bisa norma kelompok (penilaian acuan norma)
Teknik penilaian yang dapat digunakan adalah bukan tse, seperti wawancara, angket, observasi, daftar cek, dan skala penilaian. Dan teknik tes baik tertulis, lisan maupun pengamatan. Teknik tes bisa dilakukan dengan menggunakan tes obyektif dan bisa pula tes uraian
Dalam bab ini kita membahas tentang evaluasi kurikulum. Yang isinya bahwa evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara komprehensif terhadap seluruh komponennya. Secara garis besar evaluasi juga dapat dilakukan dengaan dua hal taitu evaluasi terhadap proses dan evaluasi terhadap hasil.
DISUSUN
Oleh
Ida Parida
IID PE
20080210958
Tugas Kurikulum & Pembelajaran - Presentation Transcript
Nama : Kuriah Tingkat : II C Prodi : Pendidikan Ekonomi Tugas : Kurikulum & Pembelajaran
KURIKULUM DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Pengarang : Drs. LUKMANUL HAKIIM, M.Pd. Penerbit : CV WACANA PRIMA BANDUNG Tahun Terbit : 2009 Jumlah Halaman : 256
BAB I PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGAN KURIKULUM Perencanaan pembelajaran merupakan suatu ide dari orang yang merancangnya, tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mengkomunikasikan ide tersebut, biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan tertulis. Perencanaan pembelajaran yang tertulis disebut juga dengan istilah kurikulum resmi atau kurikulum formal(kurikulum ideal), sedangkan pelaksanaan kurikulum dalam praktek pembelajaran disebut dengan istilah kurikulum tidak resmi atau kurikulum nyata. Gambar : Model Pengembangan kurikulum Kurikulum Ideal Ide Rencana Kurikulum Resmi Kurikulum tersembunyi Kurikulum nyata Pelaksanaan
Komentar:
Perencanaan pembelajaran sangat diperlukan dan harus di rancang sedemikian rupa, karena keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang.
Membina dan mengembangkan kurikulum bukanlah pekerjaan yang mudah. Semua hal yang berkaitan dengan kurikulum harus difikirkan dalam-dalam, didasarkan pada berbagai pertimbangan. Agar hasil belajar yang diperoleh siswa dapat bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Untuk itu perlu dikaji dan digunakan berbagai landasan dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum.
BAB II Pandangan tentang kurikulum dan kaitannya dengan pembelajaran
Kurikulum mempunyai berbagai macam arti. Jika ditelusuri ternyata aneka ragam arti itu dapat disarikan dalam tiga kategori yaitu:
Kurikulum diartikan sebagai perencanaan pembelajaran.
Kurikulun diartikan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh
siswa di sekolah.
Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar siswa.
Komentar :
Kurikulum sebagai perencanaan pembelajaran memandang kurikulum tidak lebih dari sekedar perencanaan pembelajaran di suatu sekolah.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar menganggap kurikulum lebih dari sekedar perencanaan pembelajaran. Kurikulum disini dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Kurikulum sebagai rencana belajar siswa memandang kurikulum terdiri dari tujuan, materi/isi, pola belajar mengajar dan evaluasi. Atas dasar pandangan terakhir inilah, dapatlah dilakukan pengembangan kurikulum untuk berbagai tujuan. Namun satu hal yang perlu dijadikan dasar bagi perencanaan atau pengembangan kurikulum itu sendiri, bahwa semua keputusan yang dibuat haruslah mempunyai landasan berpijak yang kokoh. Ini dimaksudkan agar kurikulum yang dibuat dapat menuntun siswa mencapai tujuan, juga dapat dijadikan alat untuk mencaoai tujuan pendidikan itu sendiri.
BAB III ORGANISASI KURIKULUM KURIKULUM Kurikulum yang berpu sat pada mata pelaja ran ( Subje- ct centered) Kurikulum yang ber- landaskan pada proses Sosial dan Fungsi kehidupan Kurikulum yang ber- pusat pada kegiatan atau pengalaman Kurikulum Inti atau Core curriculum
Komentar :
Kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran berisi materi pembelajaran yang di ambil dari mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi isi.
Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan berisi materi-materi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari, disebut juga life curriculum.
Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman (activity curriculum) atau (experience curriculum), berupaya mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat pada subject curriculum. Pada subject curriculum kegiatan siswa lebih banyak menerima pelajaran ( passive). Oleh karena itu dianjurkan untukmengikuti prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa.
Kurikulum inti atau core curriculum bertujuan mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar serta hubungan antara kehidupan dan belajar.
Dari ke-empat macam model pengembangan kurikulum diatas, dapat kita jadikan panduan dan padukan intisarinya dalam menyusun kurikulum pembelajaran sebaik mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan menghasilkan output pendidikan yang berkualitas.
BAB IV KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP )
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh/dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Prinsip – prinsip Pengembangan Kurikulum tingkat satuan Pendidikan:
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya.
Beragam dan terpadu
Tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Komprehensif dan berkesinambungan
Belajar seumur hidup
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut:
Tujuan pendidikan dasar adalah kecerdasan,pengetahuan, kepribadian,akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Struktur dan Muatan Tingkat Satuan Pendidikan.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran tersendiri berupa kegiatan kurikuler.
Pengembangan diri bukan mata pelajaran tersendiri. Pengembangan diri adalah kegiatan untuk mengembangkan dan mengekspresikandiri siswa sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi sekolah.
Komentar : KTSP merupakan model kurikulum yang di berlakukan saat ini tentu memiliki banyak kielebihan dan tentunya tidak lepas juga dari ketidak sempurnaan karena bagaimanapun juga itu merupakan hasil desain dan analisis manusia yang memiliki keterbatasan pikir, tapi tentu saja apabila KTSP ini benar-benar di terapkan dengan sebaik-baiknya oleh setiap lembaga pendidikan tanpa pemerintah harus mengubah-ubah model kurikulum dengan yang lain karena itu hanya akan membuat bingung tenaga pengajar, itu semua akan dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

BAB V SILABUS
Silabus merupakan hasil atau produk kegiatan pengembangan perencanaan pembelajaran. Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pembelajaran. Silabus merupakan hasil penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi pembelajaran yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Komponen silabus :
Identitas silabus
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Evaluasi
Alokasi waktu
Sumber belajar
Contoh Format Silabus Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Standar Kompetensi : Sumber Belajar Alokasi Waktu Contoh instrumen Asi Bentuk instrumen Evalu Teknik Indikator Kegiatan Pembelajaran Materi Pokok/ Pembelajaran Kompetensi Dasar
Komentar : Sebagai tenaga pengajar atau calon tenaga pengajar, kita harus mengetahui,menguasai, dan memiliki silabus karena silabus dapat dijadikan pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus juga dapat dijadikan pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok, atau individual. Silabus juga merupakan pengembangan sistem evaluasi yang mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
BAB VI Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Program Pembelajaran yang sudah dituangkan didalam silabus di implementasikan oleh guru dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Langkah-langkah penyusunan RPP
Mencantumkan identitas
Mencantumkan tujuan pembelajaran
Mencantumkan materi pembelajaran
Mencantumkan metode pembelajaran
Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Mencantumkan sumber belajar
Alat dan bahan
Mencantumkan evaluasi
Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Identitas:
sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Pertemuan Ke :
Alokasi Waktu : … x 40 menit (….pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
dst
Sumber belajar
Alat dan Bahan
Evaluasi
Komentar : Guru berkaitan dengan tugasnya harus menyelasaikan berbagai macam administrasi, dan RPP adalah salah satunya. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus memiliki RPP yang tentu saja sudah dilengkapi dengan pengisian yang sesuai dengan silabus yang mengacu pada kurikulum, yang kesemuanya tiada lain bertujuan untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya, memudahkan dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar, dan merupakan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
TERIMAKASIH